Kamis, 23 September 2010

ABU HURAIRAH,
 SANG PERIWAYAT ISLAM YANG TERDHALIMI
Bagian I
Disusun oleh : Abu Shafa Lukmanul Hakim, Lc az-Zhemberiy

الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام علي رسوله الأمين وعلي آله وأصحابه الطاهرين ومن اهتدي بهداهم إلي يوم الدين, أما بعد :
Ikhwah yang dirahmati oleh Allah, diantara salah satu aqidah pokok ahlus sunnah adalah memuliakan para sahabat Rasulullah –shallahu 'alaihi wa sallam-, menyakini keadilan[1] mereka, serta mensucikan lisan-lisan kita dari mencela, menghina ataupun mengkafirkan mereka, tentunya hal ini berpijak pada dalil yang kuat, baik dari al-Qur'an, as-Sunnah maupun ijma' dari para ulama kita, Allah –subhanahu wa ta'ala- berfirman:
وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ      
Artinya: Orang-orang terdahulu lagi yang pertama [masuk islam] dari para Muhajirin dan Anshor serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah meridhoi mereka dan merekapun ridha kepada Allah, dan Allah menyediakan untuk surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, mereka kekal di dalamnya, itulah kemenangan yang besar.[2]