A. Menurut Bahasa
Ditinjau dari segi bahasa, i’tikaf berasal dari kata:
اِعْتَكَفَ – يَعْـتَكِفُ – اِعْتِكَافٌ atau عَكَفَ – يَعْكُِفُ – عُكُوْفٌ
Yaitu berdiam di suatu tempat dan tetap dalam keadaan demikian untuk melakukan sesuatu pekerjaan(1); yang baik maupun yang buruk(2).
Yang menunjukkan bahwa kata i’tikaf juga digunakan untuk sesuatu yang buruk, firman Allah subhanahu wa ta’ala:
[ وَجَاوَزْنَا بِبَنِي إِسْرَائِيلَ الْبَحْرَ فَأَتَوْا عَلَى قَوْمٍ يَعْكُفُونَ عَلَى أَصْنَامٍ لَهُمْ ]
"Dan Kami seberangkan Bani Israil ke seberang lautan itu, maka setelah mereka sampai kepada suatu kaum yang tetap menyembah (beri'tikaf) kepada berhala َmereka." (QS.Al A'raf :138).