- Barang siapa mengajak kepada petunjuk, niscaya ia mendapatkan pahala seperti pahala orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. (HR. Muslim)
- Ibnul Jauzy berkata, "Demi Allah, Ingatlah wajib atas kalian untuk memperhatikan jalan hidup salaf serta menelaah tulisan-tulisan mereka dan kabar-kabar mereka. Sungguh memperbanyak dalam menelaah kita-kitab mereka adalah seperti melihat mereka"
- Imam asy-Syafi'i berkata: ”Jika kalian mendapatkan di dalam kitabku apa yang bertentangan dengan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka berkatalah dengan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan tinggalkanlah apa yang ...aku katakan.” (Al-Harawi di dalam Dzammul Kalam,3/47/1)
- Dari Abu Dzar radhiallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa sallam bersabda, " Senyummu di hadapan saudaramu (seagama) adalah sedekah bagimu, dan amar ma'ruf dan nahi munkarmu adalah sedekah. Bimbinganmu terhadap orang yang berada di dalam kesesatan adalah sedekah, dan menyingkirkan gangguan, duri dan tulang dari jalanan bagimu adalah sedekah, serta menuangkan isi timbamu kepada timba saudaramu adalah sedekah." [HR at-Tirmidzi]
- Al-Imam Al-Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah berkata: “Menangislah kalian atas orang-orang yang ditimpa bencana. Jika dosa-dosa kalian lebih besar dari dosa-dosa mereka (yang ditimpa musibah, red), maka ada kemungkinan kalian bakal dihukum atas dosa-dosa yang telah kalian perbuat, sebagaimana mereka telah mendapat hukumannya, atau bahkan lebih dahsyat dari itu.” (Mawa’izh Al-Imam Al-Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah, hal. 73)
Rabu, 29 Juni 2011
Rabu, 08 Juni 2011
TARIKH PENULISAN ‘ULUMUL HADITS[1] Bagian Pertama
Oleh
Markaz As-Sunnah
di
Rabu, Juni 08, 2011
Oleh: Abu Shafa Luqmanul Hakim
Muqaddimah
الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام علي رسوله الأمين وعلي آله وأصحابه الطاهرين ومن اهتدي بهداهم إلي يوم الدين, أما بعد :
Adalah merupakan kesepakatan kaum muslimin bahwa al-Hadits merupakan sumber syariat islam kedua setelah al-Qur-an, karenanya mempelajari hadits-hadits Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wasallam- merupakan kewajiban sebagaimana mempelajari al-Qur-an[2], olehnya, demi menyempurnakan pengkajian kita terhadap hadits-hadits Nabi Muhammad –shallallahu ‘alaihi wasallam-, dan memudahkan dalam menelaah sunnah yang diwariskan oleh beliau, serta mampu memilah antara yang shahih dan yang dha’if dari hadits dan sunnah tersebut, maka dibutuhkan wasilah khusus yang bisa merealisasikan hal tersebut, wasilah tersebut adalah ‘Ulumul Hadits.
Sabtu, 04 Juni 2011
PENJELASAN TENTANG HADITS “PERBEDAAN DIANTARA UMMATKU ADALAH RAHMAT”
Oleh
Markaz As-Sunnah
di
Sabtu, Juni 04, 2011
Alih Bahasa: Abu Shafa Luqmanul Hakim
Segala puji bagi Allah –subhanahu wa ta’ala- atas anugerah yang senantiasa tercurah, shalawat dan salam semoga terhatur bagi Nabi Muhammad –shallallahu ‘alaihi wa sallam-, para sahabat dan seluruh umatnya hingga hari kiamat.
Redaksi hadits di atas sangatlah masyhur di tengah kaum muslimin dewasa ini, hampir seluruh lapisan masyarakat menghafalnya, mimbar-mimbar jum’at terguncang olehnya, lisan-lisan begitu fasih mengumbarnya, namun satu hal yang perlu kita pertanyakan, bagaimanakah derajat hadits diatas menurut para pakar hadits?, untuk menjawab pertanyaan diatas, kami suguhkan dalam artikel ini hasil kajian Fadhilatus Syaikh Muhadditsul ‘Ashr Muhammad bin Nashiruddin al-Albani –rahimahullah- terhadap hadits ini, semoga artikel sederhana ini bisa mengobati kegusaran kita atas pertanyaan di atas, wallahu waliyyut taufiq.
Redaksi Hadits:
اختلاف أمتي رحمة
Artinya: Perbedaan di antara ummatku adalah rahmat
Fadhilatus Syaikh Muhammad bin Nashirudin al-Albani mengatakan: ”hadits ini tidak ada asal usulnya.
Langganan:
Postingan (Atom)